Benda Sejarah Muara Kaman Terancam Punah

Benda Sejarah Muara Kaman Terancam Punah

KabarIndonesia - Puluhan bahkan ratusan keping benda-benda bernilai sejarah ternyata masih banyak disimpan beberapa masyarakat desa Muara Kaman. Benda-benda berupa guji, pecahan keramik china dan beberapa benda peninggalan kerajaan lainnya itu merupakan hasil galian warga beberapa tahun yang lalu, dan ada pula yang diketemukan secara tidak sengaja oleh masyarakat.

Asminan Ramadan (53), misalnya, warga desa Muara Kaman Tengah mengaku, bahwa benda-benda sejarah berupa pecahan keramik china, batu candi, dan benda lainnya, didapatkannya dari penggalian liar yang dilakukan warga beberapa tahun lalu.

"Saya mengumpulkan benda-benda tersebut lantaran prihatin, pecahan guci dan keramik itu hanya dilantarkan warga di perkarangan rumah dan tidak dilakukan perlindungan," ungkap Asminan, yang beberapa waktu lalu pernah dipercaya untuk mempresentasikan kondisi riil keberadaan benda-benda purbakala Muara Kaman di Gedung Puteri Junjung Buyah, Tenggarong, Kabupaten Kukar (Kukar).

Seperti pernah diberitakan sebelumnya, benda-benda peninggalan sejarah di Muara Kaman, belum lama ini pernah dilakukan aktivitas penelitian oleh beberapa arkeologi. Penelitian yang dilaksanakan secara bertahap itu, merekomendasikan bahwa di sekitar wilayah penemuan benda sejarah, dilarang melakukan penggalian liar, dan untuk melesatrikan cagar budaya tersebut, Pemkab Kukar disarankan untuk membangun museum purbakala.

Arkeolog asal Universitas Negeri Malang (UNM), Dwi Cahyono, belum lama ini, mengungkapkan, beberapa benda-benda sejarah di Muara Kaman, memang sebagian ada di beberapa rumah-rumah warga. “Seperti misalkan, di rumah warga bernama Asminan,” ujarnya.

Menurut arkeolog, yang juga terlibat dalam penelitian benda purbakala di Muara Kaman itu, mengatakan, jika benda-benda yang kini berada di tangan beberapa warga tidak cepat diselamatkan, dikuatirkan perlindungannya tidak begitu terjamin. Sebab, bisa saja benda-benda itu dibeli para kolektor atau diperjualbelikan oleh warga. “Ini, kan, sangat merugikan keberadaan sejarah di Kukar,” ucapnya.

Sementara itu, Edy Mulawarman, anggota DPRD Kukar, dalam kesempatannya mengatakan akan terus berupaya memperjuangkan dibangunnya museum untuk menampung benda-benda sejarah tersebut. Bahkan, ujar mantan mahasiswa ilmu sejarah UNM Malang itu berharap agar benda-benda yang kini ada di tangan sebagian warga, dijaga dan jangan diperjualbelikan.

“Benda-benda itu peninggalan nenek moyang kita. Hendaknya kita jaga keberadaanya, termasuk kelestariannya. Sebab, sejarah awal nusantara dan daerah ini, masih sangat terkait dengan keberadaan data-data artefak itu,” kata Edy, saat ditemui di ruang kerja Kantor DPRD Kukar.

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites